PENGERTIAN
Hidrocephalus
adalah : suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
TANDA
DAN GEJALA
-
Pembesaran kepala
-
Tekanan intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema
papil
-
Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang supraorbital
-
Gangguan kesadaran, kejang
-
Gangguan sensorik
-
Penurunan dan hilangnya kemampuan aktivitas
-
Perubahan pupil dilatasi
-
Gangguan penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun)
-
Perubahan tanda-tanda vital (nafas dalam, nadi lambat, hipertermi / hipotermi)
-
Penurunan kemampuan berpikir
PATOFISIOLOGI
Produksi
CSF terutama tergantung pada transporalselsan, terutama natrium melintasi
membran epitel khusus dari pleksus koroideus ke dalam rongga ventrikel. Air
secara pasif mengikuti untuk memudahkan keseimbangan osmotik. Hasilnya adalah
masuknya cairan ke dalam ventrikel otak. Cairan berselulasi lewat akuaduktus
silvi dan ventrikel keempat, masuk ke dalam ruang subarakhnoid melalui foramena
lusheka dan megendie. Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi vena dari ruang
subarakhnoid yang meliputi otak, sejumlah tertentu medula spinalis dan lapisan
ependim yang melapisi ventrikel.
Proses
terjadinya hidrosefalus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Kelainan
kongenital
a.
Stenosis akuaduktus sylvii.
b.
Anomali pembuluh darah.
c.
Spino bifida dan kranium bifidi.
d.
Sindrom Dandy-walker.
Infeksi
1.
Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak) sehingga terjadi
obliterasi ruang subarakhnoid, misalnya meningitis.
2.
Infeksi lain yang menyebabkan hidrosefalus yaitu: TORCH, Kista-kista parasit,
Lues kongenital.
Trauma
Seperti
pada pembedahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis
epto meningen pada daerah basal otak, disamping organisasi darah itu sendiri
yang mengakibatkan terjadinya sumbatan yang mengganggu aliran CSS.
Neoplasma.
Terjadinya
hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap
aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain : Tumor ventrikel III, Tumor fossa
posterior, Pailloma pleksus khoroideus, Leukemia, limfoma.
Degeneratif.
Histositosis
X, inkontinentia pigmenti dan penyakit krabbe.
Gangguan
vaskuler:
a.
Dilatasi sinus dural.
b.
Trombosis sinus venosus.
c.
Malformasi V. Galeni.
d.
Ekstaksi A. Basilaris.
e.
Arterio venosus malformasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut
Nelhaus (1987) hidrosefalus sering mempunyai gejala-gejala dan tanda-tanda.
Namun ada kasus-kasus samar yang tidak terdiagnosis sampai dewasa, dengan
demikian perlu adanya ketelitian dalam menangani penderita yang diduga
menderita hidrosefalus, mulai dari pengambilan amnanesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan radiologis.
Aloamnanesis/
amnanesis.
Amnanesis
perlu dilakukan untuk menentukan hidrosefalus kongenital atau akuisita. Bayi
yang lahir prematur atau posterm dan merupakan kelahiran anak yang keberapa
adalah penting sebagai faktor resiko. Adanya riwayat cedera kepala sehingga
menimbulkan hematom, subdural atau perdarahan subarakhnoid yang dapat
mengakibatkan terjadinya hidrosefalus.
Demikian
juga riwayat peradangan otak sebelumnya. Riwayat keluarga perlu dilacak,
riwayat gangguan perkembangan, aktivitas, perkembangan mental, kecerdasan serta
riwayat nyeri kepala, muntah-muntah, gangguan visus dan adanya bangkitan
kejang.
Pemeriksaan
fisik.
Kesan
umum penderita terutama bayi dan anak, proporsi kepala terhadap badan, anggota
gerak secara keseluruhan tidak seimbang. Anak biasanya dalam keadaan tidak
tenang, gelisah, iritable, gangguan kesadaran, rewel, sukar makan atau
muntah-muntah.
Pada
hidrosefalus kongenital kepala sangat besar, fontanela tidak menutup, sutura
melebar, kepala tampak transluse, dengan tulang kepala yang tipis, adanya tanda
mac ewens cracked pot, tanda berupa sunset sign dengan dahi yang lebar. Pada
pemeriksan auskultasi kemungkinan akan terdengarnya bising daerah posterior
oleh karena malformasi V. Galeni. Pertumbuhan kepala yang cepat mengakibatkan
muka terlihat lebih kecil dan tampak kurus.
Pemeriksaan
laboratorium.
Pemeriksaan
terhadap komposisi cairan serebrospinal dapat sebagai petunjuk penyebab
hidrosefalus, seperti peningkatan kadar protein yang amat sangat terdapat pada
papiloma pleksus khoroideuis, setelah infeksi susunan saraf pusat, atau
perdarahan susunan saraf pusat atau perdarahan saraf sentral. Penurunan kadar
glukosa dalam cairan serebrospinal terdapat pada invasi meninggal oleh tumor,
seperti leukemia, medula blastama dan dengan pemeriksaan sitologis cairan
serebrospinal dapat diketahui adanya sel-sel tumor. Meningkatnya kadar hidroksi
doleaseti kasid pada cairan serebrospinal didapat pada obstruksi hidrosefalus.
Pemeriksaan serologis darah dalam upaya menemukan adanya infeksi yang
disebabkan oleh TORCH.
Penelitian
sitologi kualitatif pada cairan serebrospinal neonatus dapat digunakan sebagai
indikator untuk mengetahui tingkat gangguan psikomotor.
Pemeriksaan
radiologis.
Pemeriksaan
foto polos kepala, pelebaran fontanela, serta pelebaran sutura. Kemungkinan
ditemukannya pula keadaan-keadaan lain seperti adanya kalsifikasi
periventrikuler sebagai tanda adanya infeksi cytomegalo inclusion dioase,
kalsifikasi bilateral menunjukkan adanya infeksi tokso plasmosis. Pemeriksaan
ultrasonografi, dapat memberikan gambaran adanya pelebaran sistem ventrikel
yang lebih jelas lagi pada bayi, dan untuk diagnosis kelainan selama masih
dalam kandungan.
Pemeriksaan
CT-Scanning menunjukkan adanya pelebaran ventrikel. Disamping itu juga dapat
untuk mempelajari sirkulasi cairan serebrospinal yaitu dengan menyuntikkan
kontras radio opak ke dalam sisterna magna kemudian perjalan kontras diikuti
dengan CT-Scan sehingga akan jelas adanya obstruksi terhdap cairan serebrospinal.
Pemeriksaan
pneumoensefalografi, berguna untuk memantau dilatasi ventrikel dan ruang
subarakhnoid. Apabila sudut korpus kolosum kurang dari 120 menunjukkan
hidrosefalus komunikan, bila lebih dari 120 mungkin hidrosefalus obstruksi.
MANAJEMEN TERAPI
Ada
3 prinsip pengobatan hidrosefalus:
1.
Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak sebagian pleksus
khoroideus dengan tindakan reseksi (pembedahan) atau koagulasi. Akan tetapi
hasilnya kurang memuaskan. Obat-obatan yang berpengaruh disini antara lain:
Diamox
Cazetasolamoid.
Isosorbid.
Cairan
osmotik (manitol, urea).
Kartikosteroid
dan diuretik.
Fenobarbital.
2.
Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat
absorbsi yakni menghubungkan ventrikel dengan subarakhnoid.
3.
Pengeluaran CSS ke dalam rongga ekstra kranial dengan operasi pemasangan shunt.
Operasi pemasangan shunt dilakukan sedini mungkin, tetapi biasanya dipasang
pada usia 3-4 bulan, sedangkan revisi pada usia 18-24 bulan, 1-6 tahun, 10-12
tahun.
Prognosis
hidrosefalus infatil mengalami perbaikan bermakna namun tidak dramatis dengan
temuan operasi pisau. Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan meninggal karena
hidrosefalus sendiri ataupun penyakit penyerta. Skitar 40% bayi yang bertahan
memiliki kecerdasan hampir normal. Dengan bedah saraf dan penatalaksanaan medis
yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa bayi, sekitar 40% dengan
intelek normal, dan sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik bermakna.
Prognosis bayi hidrosefalus dengan meningomilokel lebih buruk.
DAFTAR
PUSTAKA
____________.
2004. Handbook Nursing Diagnosis: A Guide to Planning Care. 5th ed. Available
on URL:http://www.vs.elsevierhealth.com.
Closkey
JC & Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification. 2nd ed. Mosby
Year Book.
Johnson
M, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Second edition. Mosby.
Hasan,
Rupseno, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UI.
Lismidar,
1990, Proses Keperawatan, Jakarta, UI.
NANDA.
2005-2006. Nursing Diagnosis: Deffinition & Classification. Philadhelphia.
Nelhaus,
G. Stumpf, D.A. Moe, P.G.,1987, Neurological and Neuromusculer Disorder,
Current Pediatric Diagnosis, Hinth ed.
Price,
S.A., 1988, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag. II
Terjemahan Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Smith,
C., 1988, Nursing Care Planning Guides for Children, California, Assisten
Professor Child California State University Long Beach.
Tucker,
S.M., 1988, Patient Care Standars, The Mosby Company, Washinton, USA.
0 Response to "LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN HIDROSEFALUS "
Post a Comment