Informasi paling awal yang dapat di ketahui
tentang sejarah Sambas adalah berkenaan dengan Kerajaan Raden Janur yang
terletak di Paloh pada akhir abad ke-13 (menurut Uray Jalalludin Yusuf Datuk
Ronggo sekitar 1291, (Rahman : 14),Paloh merupakan wilayah paling utara
kabupaten Sambas yang sering di gelari sebagai Negri Orang Kebenaran atau NOK
(Orang Alam atau OAA/Khaya-angan),dan merupakan dari wilayah Negri Sarawak kuno.
Kerajaan Raden Janur dapat dikatakan sebagai kerajaan Sambas Asli Karena muncul
sebelum kedatangan pasukan dan kekuasaan Majapahit kesana.
Tidak jelas bagaimana struktur masyarakat dan apa agama mereka anut pada masa itu. Kemungkinan besar mereka telah beragama islam mengingat gelarnya sebagai “Negri Orang Kebenaran” yang bermakna Negrinya Wali Allah. Data yang ada tentang sejarah perpolitikan di Sambas secara umum di mulai dengan kekuasaan Majapahit sambas di masa Raden Janur .
Tidak jelas bagaimana struktur masyarakat dan apa agama mereka anut pada masa itu. Kemungkinan besar mereka telah beragama islam mengingat gelarnya sebagai “Negri Orang Kebenaran” yang bermakna Negrinya Wali Allah. Data yang ada tentang sejarah perpolitikan di Sambas secara umum di mulai dengan kekuasaan Majapahit sambas di masa Raden Janur .
Di ceritakan bahwa pada suatu
malam ia telah kejatuhan batu meteor bercahaya sebesar buah kelapa yang
dinamakan Mustika Bintang. Batu “Ajaib” dari langit itu tentu diyakini memiliki
banyak Khasiat dan keutamaannya.
Minat untuk memiliki benda tersebut menjadi alasan utama Prabu Majapahit mengirim pasukannya ke Sambas. Kedatangan prajurit Majapahit secara besar-besaran pertama kali terjadi pada 1364 bertujuan untuk merampas pusaka “Mustika Bintang” milik Raden Janur. Mereka mendarat di pantai Sambas yang di namakan “Jawi” yang sekarang di sebut dengan “Jawai”. Raden janur tidak mau memberikan Mustika Bintangnya, melainkan pergi ke hutan meninggalkan istananya kemudian menghilang dan di yakini menjadi “Orang Kebenaran” atau disingkat dengan “OK”/ Orang Halus disingkat dengan “OH” (Rahman:14).
Minat untuk memiliki benda tersebut menjadi alasan utama Prabu Majapahit mengirim pasukannya ke Sambas. Kedatangan prajurit Majapahit secara besar-besaran pertama kali terjadi pada 1364 bertujuan untuk merampas pusaka “Mustika Bintang” milik Raden Janur. Mereka mendarat di pantai Sambas yang di namakan “Jawi” yang sekarang di sebut dengan “Jawai”. Raden janur tidak mau memberikan Mustika Bintangnya, melainkan pergi ke hutan meninggalkan istananya kemudian menghilang dan di yakini menjadi “Orang Kebenaran” atau disingkat dengan “OK”/ Orang Halus disingkat dengan “OH” (Rahman:14).
Pasukan Majapahit kemudian
hidup berbaur dengan masyarakat dan sejak itulah terbentuk kekuasaan di daerah
Sambas, di pimpin oleh para penguasa keturunan Majapahit yang memeluk agama
Hindu dan Budha. Kerajaan pertama terletak di Paloh yaitu dengan merebut dan
melanjutkan kekuasaan yang telah di tinggalkan oleh Raden Janur. Kemudian pada
pertengahan abad ke-15 pusat kerajaan di pindahkan ke kota Lama di Benua
Bantanan-Tempapan.kecamatan Teluk Keramat. Di antara penguasa yang terkenal
pada saat itu disana adalah Raja Tang Nunggal. Ratu Gipang, dan Ratu Sepudak
bersama saudaranya Timbang Paseban yang berkuasa sejak 1550 (Rahman:15).
Perlu di kemukakan bahwa pada
awalnya wilayah kerajaan Sambas dan termasuk Sarawak adalah bagian dari
kerajaaan dari Brunei Darussalam. Karena kerajaan Brunei merupakan koloni
Majapahit maka Sambas otomatis pula berada di baawah kekuasaan Majapahit dan
bahkan pernah menjadi basis kekuasaan Hindu dan Budha Majapahit yang berpusat
di jawa. Dalam kitab Pujasastra Negara Kretagama, di tulis oleh Mpu
Prapanca sekitar 1365M, ada satu Bab (Pupuh XII-Pupuh XIV) yang menceritakan
tentang eksistensi kerajaan-kerajaan di Nusantara atau di Tanjungpura itu yang
setiap tahunnya membayar upeti kepada Raja Majapahit. Dari 21 kerajaan itu ada
18 kerajaan terletak di Kalmantan,yaitu: Kapuhas, Katingan, Kalka, Saludung,
Selat ,Pasir, Baritu,Sawaku, Tabalung, Tanjung Kute,dan Malano (Syafarudin
Usman MHD,2000:1,Rahman:9). Denagn demikian pada abad ke-14 nama Sambas telah
ada sebagai suatu kerajaan di bawah koloni kerajaan Majapahit. Setelah wafatnya
Patih Gajahmada (sekitar tahun 1364) kekuasaan Majapahit mulai melemah. Pada
pertengahan abad ke-15 Brunei melepaskan diri dari domonasi kerajaan Majapahit,
dan sejak kerajaan “Sambas Tua (ST)” Ratu Sepudak juga tidak lagi tunduk kepada
kerajaan Majapahit, melainkan tunduk kepada kerajaaan Tumasik atau johor di
Semenanjung Malaka. Ketika itu Johor telahpun menjadi kerajaan Melayu Islam.
(Rahman;15)
Pada tahun 1609 belanda dengan
VOC-nya datang ke Kota Lama dan mengadakan perjanjian dagang dengan kerajaan
ini yang di tanda tangani pada 1 Oktober 1609. Wakil VOC dalam perjanjian
tersebuat adalah Samuel Bloemaert. (2001;14-16).
1 Response to "Kekuasaan Sambas"
ass.,.,., saya adalah penduduk asli masyarakat sambas asli paloh !! makasih ulasannya ..,.,.,., mungkin lebih seru bila mana mengupas sejarah.,..,.,. mistik mistik paloh karna saat saya tinggal di singkawang selama 3 tahun disana kerna melanjutkan di jenjang SMA .,.,. teman teman saya pada bertanya tentang mistic mistic yang ada di kota kebenaran tercinta paloh.., ada lagi yang bertanya sejarang batu bejamban itu apa.,. sedangkan yang kita tau batu bejamban sekarang. tidak punya penduduk. terima kasih salam horat saya
Post a Comment